Senin, 13 Juni 2011

Secangkir Kopi untuk Ayah

Mentari menyapaku dengan sinarnya yang hangat. Aku bangun dan duduk di ranjangku. Mataku masih terasa berat. Rasanya ingin kujatuhkan lagi tubuhku dan kutarik selimutku hingga menutupi seluruh badanku. Dari jendela kamarku, kulihat Ayah yang sedang mencuci motor. Wajahnya terlihat sangat lelah meski beberapa kali dia mengumbar senyum kepada orang-orang yang berlalu lalang di jalan depan rumah.
Setelah selesai mencuci motor, Ayah menyiapkan sarapan untukku. Sudah seminggu ini Ayah mengurusku sendirian. Sebab Ibu baru tugas ke luar kota. Aku mendekati Ayah dan duduk di sampingya. " Ayah lelah ya? Perlu Kakak pijit? " Aku tersenyum padanya. Ayah hanya menggeleng pelan. Dia lalu menyandarkan kepalanya di sofa.
" Ayah, ini kopi buat Ayah. Semoga lelah Ayah segera hilang " kataku seraya menaruh kopi di meja. Wajah Ayah yang sedari tadi terlihat begitu lesu, kini mulai cerah kembali. Dia tersenyum lebar dan mengelus rambutku. " Terimakasih Kakak untuk kopinya.." Ayah kembali tersenyum lalu memelukku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar