Rabu, 02 November 2011

Masa Tanpa Penggalauan

Sore ini kembali hujan, sama seperti kemarin. Aromanya masih sama ternyata seperti tiga tahun yang lalu. Aroma yang sangat kurindukan. Waktu seakan berputar, kembali ke masa-masa penuh tawa itu. 
Saat aku masih duduk di bangku sekolah dasar, hari-hariku seakan seperti mimpi. Penuh canda tawa, kebersamaan, kebebasan, dan kegilaan. Setiap turun hujan, aku tak pernah takut untuk berlarian di bawah rintikan hujan hingga bajuku basah. Aku justru bangga apabila bajuku telah basah kuyup. Jika hari cukup cerah, aku sering merebahkan tubuhku di lapangan hijau depan sekolahku sambil melihat awan bersama Icha dan Kunii. Kami selalu bermain tebak-tebakan tentang gambar apa yang terbentuk dari gumpalan awan putih di atas sana. Kadang, kami juga bermain dengan ayam-ayam di lapangan. Kami selalu mengejar ayam-ayam itu hingga akhirnya ayam-ayam itu pandai terbang. Icha dan Kunii juga pernah meladeni 'kegilaanku' pada masa itu. Saar itu aku baru tergila-gila dengan belalang. Setiap ke sekolah aku selalu membawa toples kaca. Saat istirahat dan pulang sekolah aku mencari belalang di halaman belakang sekolah bersama Icha dan Kunii. Saat pulang sekolah toples itu selalu terisi penuh belalang. Hingga akhirnya ada lima toples kaca yang penuh belalang di kamarku. Tapi lama-kelamaan belalang-belalang itu mati satu-persatu.
Semua kebersamaan itu kini memang tinggal kenangan. Tapi kenangan itu tak akan pernah terhapus di benak ini. Aku rindu akan masa-masa itu, aku rindu akan masa-masa tanpa penggalauan...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar